Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjawab tantangan global melalui peluncuran sistem teknologi informasi, yakni ‘ESDM Kini’. Kehadiran sistem ini sekaligus merespon kecepatan transformasi dunia usaha yang serba cepat.
“ESDM Kini adalah jalan menuju transformasi bisnis. Mengubah cara kerja kita, yang dulunya sering-sering tatap muka sekarang diganti menjadi digital,” kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar saat meluncurkan ‘ESDM Kini’ di Gedung Chairul Saleh Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (27/9).
Pada kesempatan yang sama dilaksanakan penandatangan kerja sama dengan Balai Sertifikasi Elekronik Badan Siber dan Sandi Negara dalam hal pemanfataan Sertifikat Elektronik untuk mempermudah layanan berusaha.
Arcandra menekankan, transformasi pengelolaan teknologi informasi akan sangat bernilai bagi kemajuan pelayanan publik.
“Dari semua yang kita kerjakan di Kementerian ESDM, ada core value yang harus berjalan, yakni melayani pelayanan sempurna buat publik dan stakeholder karena kita bukan korporasi tapi Kementerian yang diamanatkan mengelola Sumber Daya Alam,” tegasnya.
Keberadaan ‘ESDM Kini’ memudahkan para stakeholder sektor ESDM tidak perlu bertatap muka saat mengurus perizinan.
“Silahkan stakeholder ESDM membuat kantor tidak di Jakarta. Tidak perlu datang ke Kementerian ESDM. Kalau semua kementerian menerapkan sistem online dan tidak menerapkan silaturrahim karena silaturrahim itu kadang-kadang perlu biaya. Ini yang dinamakan envisioned future,” tutur Arcandra.
Bisnis proses Kementerian ESDM, sambung Arcandra, akan dipersingkat sesuai spirit yang diamanahkan Presiden Joko Widodo.
“Bisnis transformasi itu semua proses bisnis yang tidak memberikan nilai tambah dipotong. Ini menjadi spirit dari yang diharapkan Pak Presiden yakni mempersingkat semua perizinan. Ini cara mereformasi proses bisnis,” jelasnya.
Menurut Arcandra, transformasi bisnis merupakan bagian dari envisioned future, yakni realignment, reengineering, dan bussiness transformation dalam menghadapi revolusi teknologi 4.0.
“Hari ini hari bersejarah kenapa mau di minerba, gatrik, migas, EBTKE semua perizinan prosesnya seragam. Teknologi 4.0 kita bicara big data karena setiap prosesnya simpel, yakni persiapan (prepare), peninjauan (review) dan persetujuan (approval). gak perlu bertele-tele,” ungkapnya.
Ia pun tak lupa mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak dalam mengembangkan sistem IT. “Mengurus izin bukan memasuki lorong gelap yang tidak tahu kapan ujungnya. Itu bukan cara baru Kementerian ESDM. Prosesnya harus jelas. Terima kasih atas semua supportnya bisa menjadi contoh mampu berubah,” Arcandra menegaskan.
Sebagaimana diketahui, ESDM Kini merupakan perbaikan beberapa layanan digital, seperti Integrasi sistem layanan publik seperti layanan Perizinan (https://perizinan.esdm.go.id), Pengelolaan Geoportal (https://geoportal.esdm.go.id) untuk mendukung kebijakan satu data, Pengelolaan Migas Data Repository (https://datamigas.esdm.go.id) untuk mempermudah akses data bagi investor.
Pada layanan bidang geologi, telah disiapkan aplikasi Magma versi 2 dengan penambahan fitur yang lebih komprehensif. Serta aplikasi https://georima.esdm.go.id dan https://geology.esdm.go.id untuk mempermudah masyarakat mengakses data kegeologian.
Dalam hal peningkatan fungsi pengawasan, KESDM telah menghadirkan aplikasi Modul Verifikasi Penjualan Batubara (https://mvp.esdm.go.id) yang terintegrasi dengan MOMS (https://moms.esdm.go.id). Serta Aplikasi pengawasan bagi penyediaan dan distribusi BBM dan Gas melalui aplikasi https://silvia.esdm.go.id dan https://ipdgb.bphmigas.go.id/.(sumber)