Kapal Tol Laut Logistik Nusantara (Lognus) 1 bersandar perdana di Terminal Baru Pelabuhan Probolinggo, pada Sabtu (10/11) lalu, bertepatan dengan Hari Pahlawan. Rencananya pada Desember 2018 ini, program tol laut pada trayek tersebut akan diresmikan.
Masuknya kapal tol laut buatan tahun 2006 dengan DWT 9.412 ini sebagai perkenalan kepada para Shipper di Jawa Timur, bahwa pelabuhan Probolinggo telah dipilih sebagai pangkalan tol laut utuk trayek T4 (rute Probolinggo-Makassar-Bitung-Tahuna PP).
Agus Edi Sumanto, Direktur Operasional PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN), pengelola BUP pelabuhan New Tanjung Tembaga, Probolinggo, Jawa Timur, membenarkan masuknya kapal Lognus ke pelabuhan yang dikelolanya tersebut sebagai program tol laut.
“Pemerintah Jawa Timur melalui Dinas Perhubungan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sangat mendukung program ini (tol laut), karena sejalan dengan misi pemerintah Jawa Timur sebagai hub perdagangan untuk wilayah Indonesia Timur. Probolinggo dipilih sebagai pangkalan Tol Laut rute Probolinggo-Makassar-Bitung-Tahuna,” kata Agus Edi saat dihubungi Ocean Week, Selasa (13/11) pagi.
Agus Edi menyatakan, masuknya kapal Tol Laut ke pelabuhan Probolinggo ini merupakan gayung bersambut antara misi pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Pemerintah provinsi Jatim memiliki kantor perwakilan dagang di 26 daerah di Indonesia, mayoritas di Indonesia bagian Timur. Makanya kami akan optimalkan untuk memanfaatkan tol laut ini untuk mendukung aktivitas misi dagang antar daerah,” ujarnya.
Agus Edi juga mengungkapkan bahwa DABN bersama Disperindag dan Dishub Jawa Timur, akan bersama-sama memperkenalkan program tol laut ini kepada masyarakat pengguna tol laut, cargo owner, shipper, pedagang dan lain sebagainya. “Kami akan terus mengenalkan masuknya kapal tol laut ini kepada mereka agar bisa memanfaatkan ini,” ungkap Agus Edi.
Seperti diketahui, kapal tol laut Logistik Nusantara 1 bertonase 7.738 GT, Sabtu lalu mengangkut 103 peti kemas, dan 93 unit diantaranya sudah isi penuh dengan bahan pokok, sedangkan 10 sisanya masih kosong.
Ditetapkannya, jalur tol laut dari Probolinggo kali ini, karena sembilan bahan pokok yang dikirim untuk masyarakat pelosok Indonesia Timur selama ini sebagian besar berasal dari wilayah tapal kuda di Jawa Timur.
Koordinator Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Probolinggo Edy Rudy mengungkapkan, kapal yang bersandar perdana ini masih dalam tahap pengenalan kepada pengusaha. Kapal berukuran panjang 126 meter dan lebar 20 meter ini bisa segera dimanfaatkan oleh pengusaha untuk pengiriman logistik.
“Masalah biaya atau harga, kami masih belum tahu. Namun yang jelas, harga ditentukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Saat ini masih pengenalan pada para pengusaha. Baik itu yang berada di Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo dan daerah lainnya, jika Probolinggo sudah ada tol lautnya,” katanya.
Sebagaimana yang sering didengungkan Presiden Jokowi, bahwa tol laut ini dimaksudkan untuk mengurangi disparitas harga antara pulau Jawa dengan wilayah lain di Indonesia. Selain itu juga bisa menekan cost logistik.
Dengan masuknya kapal tol laut di Probolinggo diharapkan harga komoditas menjadi lebih murah, karena barang-barang yang akan dikirim tak perlu lagi dibawa ke Surabaya. “Jika barang-barang di sekitar Probolinggo dibawa ke Surabaya dulu, ada cost-nya. Padahal, dari Surabaya juga melintasi Probolinggo,” ungkapnya.
Untuk diketahui, PT DABN adalah anak perusahaan PT Petrogas Jatim Utama (PJU) yang merupakan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) dan sudah memperoleh konsesi pada Agustus 2017 lalu. Waktu penandatanganan kerjasama pemanfaatan (KSP) barang milik negara antara Kantor KSOP Kelas IV Probolinggo dengan BUP DBAN disaksikan oleh Menhub Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jatim Soekarwo. (*)
Liputan Media:
Times Indonesia
Harian Bhirawa
Warta Bromo
Radar Bromo
Tribun News
Maritim News
Expost News
Pantura7