Pencapaian lifting 2021 kembali menambah rentetan catatan penurun produksi yang dihasilkan oleh lapangan-lapangan migas Indonesia. Alasannya, proyeksi lifting pada kisaran 658.393 bph itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi lifting pada 2020 sebanyak 706.000 bph dengan realisasi lifting gas bumi gas sebesar 5.461 MMScfd.
Artinya, realisasi pada 2021 telah mencatatkan penurunan dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, realisasi lifting minyak Indonesia tercatat masih berada pada 746.000 BOPD dan realisasi lifting gas bumi 5.934 MMscfd pada 2019.
Bisa jadi adanya sejumlah hambatan telah menjadi penyebab sejumlah target produksi migas tak tercapai. Kejadian unplanned shutdown di sejumlah wilayah kerja membuat adanya pengurangan produksi dan adanya penundaan pengeboran.
Tidak itu saja, adanya wabah Covid-19 juga telah membuat kegiatan di lapangan menjadi tidak optimal karena adanya pengurangan orang. Di sisi lain, harga minyak yang sempat jatuh pada tahun lalu telah membuat arus kas KKKS menjadi terganggu sehingga kegiatan investasi menjadi tersendat.
Target 2022
Berkaitan dengan rencana dan target 2022, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, target produksi migas yang ditetapkan pemerintah cukup menantang dan memerlukan langkah yang tidak biasa untuk mencapainya.
“Saya mengajak seluruh pemangku hulu migas untuk berjuang bersama dalam mengeksekusi rencana kerja yang telah disusun bersama, sehingga dapat membangun kepercayaan pemangku kepentingan dan membangun optimisme pengembangan industri hulu migas Indonesia,” ujarnya.
Pemerintah telah menetapkan target jangka pendek di subsektor hulu migas berupa produksi 703.000 BOPD dan gas bumi 5.800 MMSCFD sepanjang 2022.
Dalam rangka itu, Dwi juga mengingatkan bahwa SKK Migas dan KKKS sudah menandatangani komitmen bersama untuk mewujudkan target 1 juta barel pada bulan September 2020.
“Komitmen ini kita tandatangani bersama saat pandemi dan saat ini pun masih situasi pandemi. Namun terlihat jelas hal yang berbeda, bahwa jika pada 2020 program pemboran mendadak turun drastis, maka pada 2021 sudah mulai meningkat kembali dan di tahun 2022 target agresif pemboran mencapai hampir dua kali lipat realisasi pemboran di 2021,” ujar Kepala SKK Migas itu.
Dwi optimistis, melihat komitmen KKKS dalam program di tahun 2022, tentu pihaknya semakin yakin bahwa komitmen bersama dapat terus dikawal dan direalisasikan. “Adapun 2022 sebagai tahun titik balik atau mulai meningkatnya kembali produksi migas nasional.”
Di tengah tantangan yang ada seperti energi baru dan terbarukan, penurunan emisi karbon yang merupakan komitmen negara terhadap Paris Agreement dan COP26, Dwi menyakini, migas akan semakin dibutuhkan. Apalagi, pemerintah sudah sangat friendly dan menjaga tingkat keekonomian investasi hulu migas. Ini tentunya harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha hulu migas.
“Persetujuan atas insentif dalam rangka meningkatkan keekonomian yang diberikan Pemerintah akhir-akhir ini menunjukkan komitmen kuat untuk dukungannya terhadap industri hulu migas,” tambah Dwi Soetjipto.
Jika kemudian ada upaya pengurangan emisi CO2, maka terbuka untuk dilakukan kembali menghitung keekonomian dengan kondisi yang ada dan mendapatkan insentif.
Selain itu, Dwi Soetjipto juga mengomentari soal asing yang keluar dari Indonesia. Dia menegaskan keluarnya asing seharusnya menjadi kesempatan bagi pemain lokal hulu migas untuk meningkatkan investasi.
“Tentu saja ada multiplier effect industri hulu migas terhadap perekonomian nasional dan daerah harus dijaga dan ditingkatkan, termasuk untuk vendor lokal.”
Optimisme semakin membumbung tinggi ketika SKK Migas awal Januari 2022 mengumumkan temuan baru cadangan migas di Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Temuan itu memberikan optimisme target lifting 2022 akan tercapai.
Temuan itu disampaikan Wakil Ketua SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman. Menurutnya, temuan cadangan baru itu merupakan hasil yang baik pada awal tahun ini.
Temuan cadangan itu diperoleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) bersama dengan SKK Migas melalui pengeboran sumur eksplorasi Manpatu-1x (MPT-1x) di wilayah kerja Mahakam.
Sumur MPT-1x merupakan sumur eksplorasi PHM yang ditajak pada 20 Oktober 2021 dan mencapai kedalaman 4.188 mMD (meter kedalaman terukur). Sumur tersebut memiliki target pada Formasi Mentawir dan Formasi Tanjung Batu. Struktural Manpatu memiliki sumber daya P50 84,81 BCF (miliar kaki kubik) gas dan 2,4 MMBO (juta barel minyak).
Semoga penemuan cadangan baru di Blok Mahakam, Kalimantan Timur itu menjadi tonggak kebangkitan kembali industri migas nasional. (sumber)