PT Petrogas Jatim Utama (Perseroda) selaku BUMD Prov Jawa Timur memberikan paparan rencana pengembangan kawasan Pelabuhan DABN Probolinggo sebagai program strategis nasional (PSN) dihadapan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), dengan harapan bisa segera diwujudkan.
Paparan bertema ‘Percepatan PSN Pelabuhan Probolinggo East Java Logistic & Energy Hub oleh PJU Group’ itu disampaikan Direktur PT PJU Buyung Afrianto pada Kamis (31/05) lalu di Menara KADIN Jakarta Selatan. Hal ini terkait Perpres RI No 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
“Pembangungan Dermaga III dan IV serta pengembangan komplek pergudangan di kawasan Pelabuhan DABN Probolinggo telah masuk Perpres No 80 Tahun 2019 dengan sumber pendanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha. Maka harapan kami pengembangan Pelabuhan DABN Probolinggo tetap dapat dimasukkan sebagai Proyek Strategis Nasional dan pelaksanaannya dapat segera diwujudkan,” kata Buyung Afrianto.
Hadir pada rapat Pembahasan Pendalaman Proyek untuk Business Forum Sewindu PSN, tim Program KPPIP Kemenko Perekonomian, panitia Sewindu PSN dan pengurus Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Pengembangan Pelabuhan DABN Probolinggo merupakan 1 dari tiga quick wins Proyek dari Jawa Timur. Dua proyek lain yang dipaparkan adalah pengembangan Kawasan Industri JIIPE Gresik dan pengembangan industri garam di Sumenep.
Pelabuhan DABN Probolinggo adalah pelabuhan yang dikelola Badan Usaha Pelabuhan (BUP) PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN), anak perusahaan PT PJU. Berjarak sekitar 108 km dari Surabaya dan sebagai alternatif pintu gerbang ekonomi untuk dan dari wilayah Indonesia bagian timur.
Memiliki kolam dan dermaga penyandaran yang terlindung secara alami oleh pulau Madura dan Gili Kangean, sehingga sepanjang tahun kondisi gelombang relatif stabil. Paling tinggi 1,5 meter di bulan-bulan tertentu, selebihnya gelombang cukup datar. Kelebihan lainnya adalah sedimentasi yang rendah dengan alur pelayaran yang cukup dalam hingga mencapai – 18 m LWS.
“Didukung moda transportasi laut darat yang terkoneksi dengan jalan tol dan reaktivasi rel kereta api menuju ke pelabuhan, menjadikan Pelabuhan DABN Probolinggo bisa menjadi solusi bagi arus logistik dari Jawa Timur menuju Indonesi bagian timur dan sebaliknya yang dinilai belum efisien,” ujar Buyung.
Selain sebagai pelabuhan logistik, PT PJU juga tengah merancang pengembangan energi (liquefied natural gas = LNG) Hub terintegrasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Infrastruktur LNG di Pelabuhan DABN Probolinggo akan menerima pasokan gas dari dalam maupun luar negeri melalui Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), dan setelah diolah kemudian disalurkan melalui pipa atau trucking.
Menurutnya, keberadaan Pelabuhan DABN Probolinggo dapat sebagai back up Pelabuhan Tanjung Perak. Secara geografis, Pelabuhan DABN Probolinggo memiliki potensi besar sebagai pintu gerbang arus logistik dari wilayah Probolinggo, Jember, Pasuruan, Situbondo dan Lumajang serta sekitarnya.
Saat ini, di sisi laut telah dibangun melalui dana APBN, yaitu Dermaga I berukuran 93×18,5 m2 dengan kedalaman -6m LWS untuk melayani kapal sampai 6.000 DWT. Untuk meningkatkan layanan penggunan jasa, Dermaga I akan diperpanjang dan diperluas menjadi 225×30 m2 dengan biaya APBD yang nantinya dijadikan setoran modal kepada PT DABN.
Pada tahun 2014 telah dibangun secara bertahap Dermaga II berukuran 306×31 m2 dengan kedalaman -12m LWS yang mampu melayani bongkar muat curah kering dan cair dengan ukuran kapal hingga 25.000 DWT. Sementara di sisi darat telah dibangun fasilitas penumpukan / stockpile, gedung perkantoran, gudang, masjid dan sarana umum lainnya sebagai penunjang.
“Dalam waktu dekat, akan segera dibangun pergudangan untuk foodgrade, area laydown, workshop serta penunjang lainnya seperti tankfarm, alat berat, kelistrikan untuk mendukung aktivitas pelabuhan,” ujar Buyung.
Bila pembangunan Dermaga III dan IV dapat segera direalisasikan dengan kedalaman hingga 18-25m LWS, maka Pelabuhan DABN Probolinggo statusnya dapat ditingkatkan menjadi pelabuhan internasional yang dapat disandari kapal generasi ke-9 dan selanjutnya, yang selama ini hanya bisa dilakukan di Singapore. “Dengan demikian, ekspor impor kargo yang selama ini transhipment di Singapore, maka bisa dapat direct dari atau ke Indonesia,” tandasnya. (*)