SEBAGAI BUMD milik Pemprov Jatim, PT Petrogas Jatim Utama (PJU) menargetkan omzet penjualan gas sebesar 18 juta dolar AS atau Rp 220 miliar pada tahun depan, 2017. Mereka berharap kenaikan omzet bisa terealisasi sebelum IPO dilaksanakan.
“Kalau tahun depan kami optimis omzet penjualan gas mencapai Rp 220 miliar. Mudah-mudahan sebelum IPO sudah bisa terwujud,” kata Dirut PJU Leo Herlambang usai pembukaan Investor Summit and Capital Market Expo di Grand City Surabaya pada Kamis (18/8).
Dia mengatakan, saat ini omzet penjualan gas PT PJU mencapai 12,25 mmscfd per bulan dengan total nilai transaksi sebesar Rp 35 miliar. PJU sendiri merupakan BUMD pertama di Indonesia yang mempunyai jaringan infrastuktur dari produsen ke pelanggan. “Gas trading saat ini sudah jalan. Omzetnya sekarang sekitar 12,25 mmscfd,” tandasnya.
Terkait IPO, Leo mengaku pihaknya sudah mendapatkan persetujuan dari pemprov Jatim. Saat ini perusahaanya sudah melakukan persiapan, agar bisa secepatnya ‘melantai’ di bursa saham.
“Kalau untuk Go Public sudah mendapatkan persetujuan dari Gubernur. Saya kira pergerakan bisnis ini adalah lompatan yang besar. Saya berharap dalam setahun ke depan sudah bisa masuk pasar saham,” tambahnya lagi.
Selain menjadi trader gas, PJU juga mulai mengembangkan sayap untuk mengelola pelabuhan melalui anak usahanya PT Jatim Nusa Usaha (JNU). Bahkan, perusahaan itu tercatat sebagai satu-satunya yang memperoleh izin pengelolaan pelabuhan di Indonesia.
“Kalau sampai semester kemarin jumlah kapal yang bersandar mencapai 48 unit. Dan kami yakin akan meningkat. Terkait merger memang sudah tidak ada masalah,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo menyatakan kondisi Jatim sangat bagus untuk iklim investasi dan juga prospek perkembangan pasar modal di Jatim juga bagus, menyusul pertumbuhan industri di provinsi ini tumbuh signifikan.
“Saat ini posisi investasi dari luar negeri di Jatim mengalami kenaikan yang signifikan, bahkan kondisi keamanan di Jatim kondusif untuk investasi. Oleh karena itu para investor untuk segera menanamkan modalnya ke Jatim,” tegasnya.
Pakde menyampaikan untuk mendukung iklim investasi di Jatim pada 2016 ini, Pemrpov Jatim telah menambahkan anggaran untuk perbaikan infrastruktur yaitu mulai udara, darat, dan laut.
Sekadar diketahui, PT PJU awalnya mendapat pasokan gas dari Petronas sejak tahun 2014 sebesar 50 juta kaki kubik gas per hari (mmscfd).
Pasokan gas yang dihasilkan Petronas itu berasal dari ladang Lapangan Bukit Tua Blok Ketapang, Madura, Jawa Timur. “Kalau harga yang disepakati mencapai 4 juta dolar AS,” jelasnya. (ist)