‘Dedikasi Tenaga Kesehatan’ Juara Lomba Foto 2025

‘Dedikasi Tenaga Kesehatan’ Juara Lomba Foto 2025

Ada pesan spesial dalam Lomba Foto Harmoni Jawa Timur yang diselenggarakan PT Petrogas Jatim Utama (Perseroda) tahun ini. Bahwa elemen visual, sekali lagi, mampu menjembatani hubungan emosional antar manusia, dan manusia dengan lingkungan.

“Elemen visual dan narasi adalah pendukung, koneksi emosional adalah mata uang utama,” kata Hendro D Laksono, salah satu juri lomba.

Dengan dalih ini, lanjut dia, tim juri bersepakat memenangkan foto berjudul ‘Dedikasi Tenaga Kesehatan‘ karya Achmad Fazeri dari Grobogan Jawa Tengah sebagai peraih Juara 1 Lomba Foto Harmoni Jawa Timur 2025.

Foto ini bercerita tentang dua tenaga kesehatan dari Polindes bersama seorang relawan mendampingi pasien lansia yang akan dirujuk dari Pulau Sabuntan menuju Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep. Pasien dirujuk karena tidak ada perlengkapan medis memadai, sehingga butuh waktu hingga 2 jam untuk menyeberang.

Praktisi dan dosen media massa ini memberi penegasan, foto ini memenuhi sebagian besar kriteria foto istimewa. Di antaranya adalah pesan kemanusiaan yang dalam, dan visualisasi kearifan lokal dunia transportasi.

Melengkapi pandangan ini, Mamuk Ismuntoro, juri yang lain, menegaskan bahwa foto ini mengingatkan kita untuk merenungi banyak hal. “Ini suguhan harmoni. Harmoni tentang manusia, lingkungan, dan semangat perduli,” tegasnya.

Selebihnya, kata Mamuk, foto Achmad Fazeri ini juga memiliki daya tarik visual dan cerita yang kuat. Mentor fotografi dan pendiri Komunitas Matanesia ini mengingatkan, dalam dunia fotografi, aspek teknis dan pesan jelas tak bisa dipisahkan.

“Visualisasi anak muda, beberapa petugas kesehatan, dan pasien, tersaji apik. Komposisi memikat, dan yang penting, sangat natural,” tegasnya.

Terpilih sebagai foto pemenang kedua dan ketiga, masing-masing adalah Menjaring Rezeki karya Chandra (Surabaya), dan Camilan Ampo karya Adhitya Dwi Hertanto (Blitar).

‘Menjaring Rezeki’ bercerita tentang nelayan dari Pantai Nambangan, Surabaya, yang mencoba peruntungan dengan melempar jaring di sekitar Jembatan Suramadu demi menangkap ikan di Selat Madura. Selat Madura menjadi wajah harmonisasi antara nelayan Surabaya dan nelayan Madura yang mampu hidup berdampingan, mencari rezeki di perairan yang sama.

Sementara ‘Camilan Ampo’, sesuai namanya, berkisah tentang camilan tradisional khas asal Kabupaten Tuban yang terbuat dari tanah liat murni yang dibersihkan, dibentuk tipis memanjang seperti kerupuk lalu dibakar tanpa minyak hingga kering. Ampo saat ini masih bertahan sebagai bagian dari tradisi yang seringnya mengundang penasaran para wisatawan.

“Juara kedua dan ketiga juga memenuhi kriteria foto yang apik. Kesabaran dan kejelian fotografer mampu mengabadikan momen mahal. Momen yang mesti diringkas dalam teknis fotografi cepat dan teliti,” kata Mamuk.

Yusak Sunaryanto, penanggung jawab Lomba Foto Harmoni Jawa Timur 2025, mengaku puas dengan karya-karya peserta. Tiga foto terbaik yang ada menjadi pilihan puncak di akhir penjurian, setelah memilah 600 lebih karya dari jumlah peserta sekitar 200 orang.

“Kami melihat ada kekayaan cara dan teknis bercerita. Ada trend peningkatan aerial photography, momen pertunjukan budaya, landscape wisata unik, dan masih banyak lagi,” kata Yusak Sunaryanto, penanggung jawab Lomba Foto Harmoni Jawa Timur 2025.

Meski di sisi lain, lanjut dia, para juri juga mengaku melihat banyak karya memiliki kesamaan lokasi pemotretan dan pesan yang kadang terpangkas. “Tetapi kami tetap menemukan sentuhan yang berbeda,” kata Yusak. “Mewakili manajemen PT Petrogas Jatim Utama, kami mengucapkan terima kasih pada seluruh peserta,” tutupnya. (*)

Daftar Pemenang :
– Juara Pertama : Dedikasi Tenaga Kesehatan – Achmad Fazeri (Grobogan)
– Juara Kedua : Menjaring Rezeki – Chandra (Surabaya)
– Juara Ketiga : Camilan Ampo – Adhitya Dwi Hertanto (Blitar)

Juara Harapan (9 Foto) :
1. Memulai Perjalanan – Adi Harianto (Malang)
2. Berbagi di Alam – Andre Hidayat (Jakarta Timur)
3. Miniatur Majapahit Bawah Laut – Budi Candra Setya (Banyuwangi)
4. Panen Tembakau – Febrian Antono (Lumajang)
5. Harmoni Musik Daul – Irawan Widya Sulihadi (Madiun)
6. TBA
7. Listrik Tenaga Air – M Joko Apriyo Putro (Malang)
8. Kolaborasi Dalam Kebersaman – R Widjang Dwi Rahardjo (Surabaya)
9. Tradisi Balon Udara – Zenvan Duwi Santoso (Malang)

Share: