Penandatangan MoU dilakukan oleh Dr Ir Agus Edi Sumanto MM Msi selaku Direktur Utama PT. PJU dan Meg O’Neill selaku VP Energy & New Market Woodside.
Proyek yang bakal membawa PT. PJU di gancah global tersebut mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur selaku shareholder perusahaan BUMD Pemprov Jatim ini.
“Rencana pembangunan infrastruktur regasifikasi LNG di Probolinggo merupakan proyek strategis yang harus didukung semua pihak, khususnya sektor ESDM, serta guna mencukupi supply gas bagi industri ketenagalistrikan dan manufaktur di wilayah Jawa Timur,” ujar Kepala Dinas ESDM Prov Jatim, H Setiajit SH MM yang mengapresiasi langkah PT. PJU tersebut.
Dalam kesempatan tersebut hadir pejabat Dinas ESDM Provinsi Jatim, Biro Kerjasama Provinsi, Biro Perekonomian Setda Provinsi Jatim, Dewan Komisaris PT. PJU, jajaran Direksi PT. PJU, jajaran direksi Woodside dan commissioner pemerintah Australia Barat di Indonesia yang dilakukan melalui video conference.
Woodside adalah perusahaan minyak dan gas bumi terbesar di Australia dan produsen LNG terbesar di Australia. Perusahaan berkantor pusat di Perth ini berada pada peringkat 6 sebagai producer LNG terbesar di dunia.
Agus Edi Sumanto menjelaskan bahwa antara PT. PJU dengan Woodside telah melakukan langkah-langkah finalisasi Proyek Regasifikasi LNG Hub di Probolinggo yang berlangsung sejak Maret 2019 hingga Juli 2020. PT. PJU dan Woodside telah melakukan beberapa workshop dalam mengidentifikasi project yang potensial, termasuk site visit ke Pelabuhan DABN Probolinggo yang merupakan aset PT. PJU Group.
PT. PJU dinilai bisa bekerjasama mengerjakan project skala internasional. Sebagai satu-satunya BUMD Provinsi Jawa Timur di bidang Migas yang telah lama menangani Participating Interest di Jawa Timur, PT PJU juga telah mengoperasikan pelabuhan Probolinggo dan Gresik, melakukan komersialisasi gas dan memiliki fasilitas pabrik LPG.
“Akhirnya kedua belah pihak menilai Proyek LNG Regasifikasi Hub ini sangat positif dan bernilai strategis untuk direalisasikan. Sehingga diperlukan ke tahapan engineering detail dan mendapatkan letter of intent (Loi) dari market,” jelas Dirut PT. PJU, usai penandatangan MoU di kantornya.
Guna menuju tahapan berikutnya dalam merealisasikan proyek LNG Hub, maka perlu dilakukan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT. PJU dengan Woodside. “Ini untuk menunjukkan komitmen kedua belah pihak dalam meneruskan kerjasama dan memberikan confidence level kepada target pasar,” jelas Agus Edi didampingi Kadiv Operasi PT. PJU Buyung Afrianto.
LNG atau Liquified Natural Gas merupakan gas alam yang didinginkan menjadi cair pada suhu sekitar minus 160 derajat Celcius agar mudah ditransportasikan. Pada sisi hulu, diperlukan fasilitas produksi untuk mencairkan gas menjadi LNG.
Sedangkan pada sisi hilir, diperlukan fasilitas produksi yang biasa disebut Regasifikasi LNG yaitu fasilitas produksi untuk mengubah LNG yang berbentuk cair tersebut menjadi gas kembali agar dapat digunakan konsumen.
Ke depannya LNG akan menjadi jawaban bagi pemenuhan permintaan gas baik di sektor industri, komersial, hingga rumah tangga. LNG dinilai lebih efisien dibandingkan LPG meskipun saat ini harga LNG masih diatas LPG maupun gas pipa.
LNG juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor LPG. Saat ini pemanfaatan LNG masih terhambat dukungan infrastruktur yang belum menjangkau semua konsumen potensial.
Penandatangan MoU ini tak lepas dari peran aktif Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur dan Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang menginisiasi terwujudnya kerjasama B to B dengan mempertemukan PT. PJU dengan Woodside pada 12 Februari 2019 lalu.
Kerjasama business to business (B to B) antara PT. PJU dan Woodside merupakan bagian dari sister province antara kedua permerintahan (G to G), yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan pemerintah Australia Barat. Kerjasama Pemprov Jatim dengan Pemerintah Australia Barat telah menjalin sejak tahun 1990. Hubungan kerjasama bilateral kedua provinsi selama ini masih sebatas perdagangan dan sosial budaya.
“Jika proyek ini terwujud maka dapat meningkatkan utilisasi aset Pelabuhan DABN Probolinggo yang berdampak sangat besar untuk wilayah Probolinggo dan sekitarnya maupun Jawa Timur dengan ketersediaan gas,” pungkas Agus Edi. (sak)