Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) telah mencanangkan target-target pada sub sektor migas untuk tahun 2023. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Migas Tutuka Ariadji di Gedung Ibnu Sutowo Jakarta, Senin (30/01).
Tutuka mengatakan bahwa pada tahun ini, penawaran Wilayah Kerja (WK) migas ditargetkan sebanyak 10 WK, dengan harapan akan meningkatkan investasi serta membangkitkan kembali gairah investor dalam kegiatan usaha hulu migas di Indonesia. “Penawaran WK juga diiringi dengan penerapan kebijakan melalui pemberian insentif dan PI (Participating Interest) 10% untuk menarik investor,” jelas Tutuka saat mendampingi Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers.
Untuk lifting minyak bumi 2023, ditargetkan sebesar 660 Million Barrels of Oil per Day (MBOPD) dan lifting gas bumi sebesar 1.100 Million Barrels of Oil Equivalent per Day (MBOEPD), dengan Indonesia Crude Price (ICP) rata-rata sebesar USD90 per barel sesuai dengan penetapan asumsi dasar makro Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) Tahun 2023. Sementara itu, nilai investasi migas ditargetkan Rp17,4 miliar, yang merupakan gabungan dari sektor hulu dan hilir migas.
Tutuka menambahkan, target pemanfaatan gas untuk domestik ditingkatkan menjadi 67%, dimana pada tahun 2022 targetnya sebesar 66% dengan capaian 68%. “Pemerintah akan terus berupaya menghasilkan kebijakan-kebijakan yang tepat dan memantau pelaksanaannya melalui kerja sama yang lebih erat dengan stakeholder,” jelasnya.
Dalam upaya menyediakan akses energi bagi masyarakat yang dapat dirasakan langsung manfaatnya, pemerintah menargetkan pada tahun 2023 pendistribusian paket konverter kit untuk nelayan sebanyak 20.000 paket dan untuk petani sebanyak 30.000 paket di 13 provinsi. Sedangkan pembangunan pipa gas transmisi ruas Semarang-Batang tahap I masih dilanjutkan dan diikuti dengan ruas Cirebon-Semarang tahap II. “Mudah-mudahan di akhir Kuartal II atau awal Kuartal III tahun ini pipa gas Semarang-Batang dapat diselesaikan,” kata Tutuka.
Untuk penyaluran minyak tanah dipatok sebesar 0,5 juta kiloliter (KL), solar sebanyak 17 juta KL, sementara penyaluran LPG masih tetap seperti tahun lalu, yakni sebesar 8 juta MTon. Sedangkan untuk Penerimaan Nasional Bukan Pajak (PNBP) sektor migas, tahun ini ditargetkan sebesar Rp131,2 triliun dengan perkiraan ICP yang sebesar USD90 per barel, dan target PNBP BLU Balai Besar Pengujian Migas Lemigas yaitu sebesar Rp150 miliar.
Sebagai salah satu unit Kementerian ESDM yang memiliki layanan perizinan, lanjut Tutuka, Ditjen migas menargetkan penyelesaian dengan target SLA (Service Level Agreement) delapan hari. “Ini adalah komitmen dari Kementerian ESDM untuk memberikan layanan prima di setiap perizinan hulu dan hilir migas dalam waktu 8 hari,” pungkasnya. (sumber)