Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi menyaksikan penandatangan nota kesepahaman untuk memperkuat kerja sama dan konektivitas antar provinsi dalam pertemuan yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (24/10) lalu.
Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani tersebut guna memperkuat kerja sama lintas sektor, mulai dari ketahanan pangan, UMKM, industri, hingga peternakan. Langkah konkret dua provinsi tersebut menjadi wujud collaborative government untuk menumbuhkan ekonomi baru dan memperkuat kesejahteraan masyarakat.
BUMD milik Pemprov Jatim, PT Petrogas Jatim Utama (Perseroda) ikut menjalin kerja sama dengan BUMD Provinsi Jawa Tengah, PT Jateng Petro Energi (JPEN) dalam pengembangan potensi pasar gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penandatanganan dilakukan Komisaris Utama PT PJU Bp Achmad Fauzi dan Direktur Utama PT JPEN Bp Dwi Budi Sulistiyana disaksikan langsung kedua gubernur tersebut.
MoU tersebut dibuat guna memfasilitasi negoisasi peluang kerjasama antara PT PJU dan PT JPEN yaitu kerjasama untuk pemanfaatan gas di wilayah Jawa Timur. Jila ada peluang kerjasama atas proyek sesuai skema yang disepakati, maka kedua BUMD tersebut akan meningkatkan MoU tersebut dalam bentuk pokok-pokok perjanjian dan/atau perjanjian kerjasama.
Saat memberikan sambutan, Gubernur Khofifah menekankan bahwa format kerja sama yang dibangun berfokus pada mempertemukan langsung antara seller dan buyer untuk produk-produk unggulan kedua daerah.
Dalam sektor ekonomi, Khofifah menyoroti potensi besar dalam konektivitas seller dan buyer yang didorong bukan sekadar transaksi jual-beli, melainkan semangat untuk saling bertumbuh. Ia mencontohkan transaksi gula merah yang melibatkan Banyumas (Jateng) dan Jawa Timur.
“Misalnya Banyumas punya gula merah, mungkin gulanya panjenengan dibeli orang Jawa Timur lalu Jawa Timur mentransaksikan. Dua minggu lalu itu transaksinya Rp 70 Miliar gula merah. Saya pikir itu gulanya diambil dari Banyumas yang jual itu pedagang dari Jawa Timur, jadi sangat mungkin begitu,” ujar Khofifah.
Sektor peternakan dan ketahanan pangan menjadi fokus utama. Gubernur Khofifah mengungkapkan upaya Jawa Timur untuk mengurangi ketergantungan impor daging sapi dan susu. Ia menyebut bahwa impor susu Indonesia masih sekitar 65% dan impor sapi perah dalam keadaan bunting merupakan tantangan.
Mengenai sapi perah, Khofifah mengutip hasil diskusinya dengan Kepala OJK, Mahendra Siregar, agar program ini menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Terkait kebutuhan susu, tadi sore saya baru diskusi sama Pak Mahendra Siregar, Kepala OJK. Saya sampaikan kalau memang ini proyek strategis nasional (PSN) bagaimana juga OJK membantu mensistematis. Mungkin ada peternak-peternak sapi perah yang bisa didorong untuk meluaskan budidayanya,” jelas Khofifah.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi menyambut baik tawaran kerja sama ini, khususnya di sektor peternakan, karena Jawa Tengah masih memiliki kebutuhan yang besar.
“Kami memerlukan hampir 180.000 liter susu yang di daerah Batang diambilkan dari Surabaya. Jadi saya perlu banyak di sana, termasuk saya perlu, sehingga nanti kami tunggu kedatangannya jajaran Provinsi Jawa Timur berikut bupatinya,” kata Gubernur Lutfi, menggarisbawahi perlunya sinergi langsung antara pemerintah daerah. (ist)



